Day 2 – 5 Alasan Menarik di Balik Death Knot, Film Debut Cornelio Sunny Sebagai Sutradara

5 Alasan Menarik di Balik Death Knot, Film Debut Cornelio Sunny Sebagai Sutradara

Death Knot adalah salah satu film Indonesia yang perdana tayang di Jakarta Film Week (JFW) 2O21, festival film internasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. 

Film bergenre horor thriller ini tayang di hari kedua JFW pada 19 November 2021 lalu, di CGV Grand Indonesia. Dibintangi oleh Cornelio Sunny, Morgan Oey dan Widika Sidmore, film ini dianggap memiliki pesona yang bisa saja menjadi magnet untuk penonton internasional. 

Hal tersebut disampaikan oleh Yayan Ruhian, aktor yang ikut hadir di penayangan Death Knot di JFW 2021. “Mungkin di sini ada orang yang enggak percaya ada hal yang seperti ini. Tapi jangan salah di beberapa negara, apa yg kita tonton ini adalah daya tarik yang mereka cari. Ini kalau dilempar ke festival di luar (negeri) saya rasa akan meledak. Selamat untuk semua yang terlibat, saya perlu berguru dengan kalian,” ujar Yayan Ruhian, di depan para pemain dan sienas di balik Death Knot. 

Apa yang membuat film ini dianggap akan sukses jika dilempar di festival internasional? Berikut 5 fakta di balik Film Death Knot. 

  1. Death Knot adalah debut Cornelio Sunny sebagai sutradara sekaligus penulis. Ismail Basbeth selaku produser, memuji Cornelio Sunny atas keputusannya. Karena bukan hanya menjadi sutradara dan penulis naskah, tapi Sunny juga bermain sebagai pemeran utama di film ini. 
  2. Mengangkat genre horor namun tanpa jumpscare. Cornelio Sunny mengatakan dia menyukai horor tapi tanpa jumpscare, tapi tetap bisa meninggalkan kesan menyeramkan. “Karena itu, ini horornya enggak hantu hantuan, tapi dibuat agak thriller,” ujar Cornelio Sunny. 
  3. Dibuat berdasarkan fenomena nyata. Death Knot bercerita tentang orang-orang desa yang gantung diri, dan dipercaya terjadi akibat pengaruh mistis. Ternyata fenomena sejenis benar-benar terjadi di daerah Gunung Kidul, yang dikenal dengan istilah Pulung Gantung. 
  4. Cornelio Sunny yang tertarik dengan fenomena Pulung Gantung, ia berniat untuk menjadikannya sebuah dokumenter. Sayangnya, keinginannya belum bisa terlaksana karena sejumlah hal, salah satunya izin syuting di Gunung Kidul. Hingga akhirnya, fenomena itu ia fiksikan dan jadilah Film Death Knot. 
  5. Perjuangan dan totalitas saat syuting di desa yang berada di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Kru harus berjalan menanjak sejauh 2 km, karena tak ada kendaraan. “Jam 4 pagi teman-teman harus jalan bawa kamera demi adegan di hutan,” ungkap Sunny. 

Meski banyak perjuangan, akhirnya Death Knot siap bertemu dengan penontonnya. Setelah tayang di Jakarta Film Week, film ini rencananya juga akan tayang di bioskop dan tengah dalam perbincangan untuk tayang di salah satu platform online.